Siang itu Sang Matahari menyembunyikan diri di balik awan mendung yang tak mampu membendung airnya, sehingga butiran esnya jatuh ke kepala seorang anak kecil yang imut dan cerdas ini. Karena hujan yang begitu deras, aku dan temanku menunda kepulangan kami. Kemudian kami mencari teman kami yang lain dengan menelusuri koridor sekolah ini. Sampai di depan podium, mataku sempat tertuju pada sesuatu berwarna putih sedang memegang payung dan berbicara pada salah satu guruku. Saat pertama melihatnya, kukira dia bukan siapa-siapa. Kukira dia tidak akan membawa pengaruh yang berarti dalam hidupku.
Karenanya aku melewatkannya dan mencari tempat duduk. Kudapati Dwi, temanku yang kucari duduk di depan ruang 12. Sesaat kami bersenda gurau di tempat itu. Kemudian Sang Wanita Baju Putih itu lewat di depan kami membawa kamera DSLR. Sejak saat itu Si Wanita Baju Putih menarik perhatianku. Sebelum dia memasuki ruang yang ditujunya, ruang 14, dia berhenti di depan pintu dan mengambil gambar dengan kameranya. Saat itu juga aku bertanya tanya "Siapakah dia? Kenapa dia mengambil gambar isi ruangan itu? Kenapa dia memakai baju putih?"
Kemudian Wanita itu masuk ke ruang yang cukup pengab itu. Ruangan itu pengab karena fentilasinya tak sepadan dengan luas ruangan. Jendelanya hanya ada pada sisi kiri ruangan, itu pun tak pernah dibuka.
Saat Wanita itu masuk, cleaning service datang, membersihkan ruangan tersebut. Dari depan ruang 12, kilat flash kamera itu dapat kulihat. Itu berarti Wanita Baju Putih tadi sedang sibuk mengambil gambar dalam ruangan itu. Cukup lama Si Wanita Baju Putih berada dalam ruangan itu. Dia tak kunjung keluar. Kemudian terlintas di benakku, "Jangan-jangan dia lagi cari penampakan."
Yang cukup memperkuat pemikiranku itu adalah pak cleaning service yang sedari awal berdiri di depan pintu, menghadap keluar. Dia tidak melanjutkan aktivitasnya. Saat itu juga seorang adik kelasku lewat di depannya. Dia melongok ke dalam ruang 14 dan bertanya. Aku tidak tahu pasti apa yang ditanyakannya. Pak cleaning service itu malah bertingkah melompat lompat. Seperti memeragakan pocong atau kelinci.
Kemudian setelah sekian lama, Si Wanita Baju Putih keluar dari ruang mistis itu. Aku memerhatikannya. Dari atas ke bawah. Krudung segi empat berwarna putih. Long dress putih sebetis. Dan rok putih rimpel. Ada sesuatu yang berkilauan pada long dressnya. Wanita itu masih terlihat muda. Dan cantik.
Sesaat kemudian, orang yang akhir akhir ini benar benar membuat hatiku berdegup kencang, Mr.Moech keluar dari ruang itu membawa laptop Toshibanya. WHAT THE FUN? Jadi Wanita Baju Putih itu sedari tadi bersama calon suamiku dalam satu ruangan, dan itu privat? Iya kan???
Kemudian muncul sesuatu di benakku, "Wanita tadi adalah istrinya Mr. Moech." Seketika itu juga luh dari mataku mengalir ke pipi. "Itukah istrinya? Dia begitu anggun, cantik, dan sungguh muslimah yang hmmmmmm," :(
Calon suamiku itu masuk lagi ke dalam ruangan sebelum benar-benar meninggalkannya. Dan saat dia akan berjalan di hadapanku, dia menorehkan senyum manisnya padaku dan teman-temanku yang aaaaah aku tak tahan! Bahagia :D
Tapi setelah dia berlalu aku kembali mengingat opini terakhirku tadi. "Itukah wanitanya? Beda sekali denganku? Dia sungguh anggun,"
Beberapa puluh menit kemudian aku pergi ke ruang guru untuk sekadar mengecek, apakah pujaan hatiku itu sudah pulang. Dan sebelum sampai di ruang guru, aku melihat payung kuning bergambar Winnie the Pooh terbuka di depan Ruang Tata Usaha. Ya, payung itu milik Si Wanita Baju Putih. Dia belum pulang! Dia masih disini! Kemudian aku melongok ke dalam ruang TU. Aku tak peduli ada pegawai TU lain yang memperhatikanku. Aku tak takut pada mereka :p
Di dalam ruangan itu kulihat Cuenk duduk pada kursi yang menghadap ke timur. Pak Daud dan beberapa guru berbaju KORPRI duduk pada kursi yang berlawanan arah dengannya. Sedangkan Si Wanita Baju Putih itu berjongkok menghadap ke utara, saat itu kulihat dia sedang berbicara dengan Cuenk. Namun tak kulihat calon suamiku ada di tempat itu. Setelah melihat kejadian itu aku kembali ke tempat asalku tadi. Aku katakan semua yang kulihat pada teman-temanku. Dan kami memiliki pendapat yang sama. Pertama, Wanita itu melakukan pemotretan penampakan. Kedua, Wanita itu bukan istri dari calon suamiku. Jika dia merupakan istri dari calon suamiku, tidak mungkin dia berjongkok seperti tadi di ruang TU, tanpa ada Mr.Moech.
Setidaknya hatiku sudah lega.
Beberapa saat kemudian Wanita Baju Putih berjalan keluar meninggalkan ruang TU. Untuk kemudian keluar dari koridor. Diantar pak satpam.
Kemudian kami kembali melanjutkan gurauan kami. Sampai tiba-tiba pintu di sebelah aku duduk terbuka dengan sendirinya. Tapi ternyata pak cleaning service yang membukanya dari dalam. Kemudian aku dan teman-temanku tertawa karenanya. Pak cleaning service itu kemudian ikut duduk di sebelahku. Memperhatikan kami tertawa begitu lepas. Tiba-tiba aku teringat pada Wanita Baju Putih tadi. Kemudian dengan lancang aku bertanya pada pak cleaning service akan Si Wanita Baju Putih.
Kemudian dia menjelaskan pada kami, bahwa Wanita Baju Putih itu adalah alumnus SMAku tahun 1992. Dia datang kesini untuk mengenang kisah cintanya saat SMA. Dan ruang 14 itu bukan ruang mistis pemirsa, ruang itu adalah ruang kelas Si Wanita Baju Putih saat kelas XII.
hahaha jadi, opini kami tak ada satupun yang benar ☻
No comments:
Post a Comment