Sunday, February 11, 2018

EFEKTIVITAS CURAH PENDAPAT TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DALAM UPAYA PENCEGAHAN BBLR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II SUMBANG

Abstrak
EFEKTIVITAS CURAH PENDAPAT TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DALAM UPAYA
PENCEGAHAN BBLR DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS II SUMBANG
Intan Henda Ardiani, Erna Kusuma Wati, Elviera Gamelia

Latar Belakang: Bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan penyebab kematian pada masa bayi baru lahir. Kurangnya pengetahuan dan sikap ibu hamil merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya BBLR. Angka kejadian kasus BBLR di Puskesmas II Sumbang Tahun 2016 sebesar 5,1%. Maka dari itu penting untuk dilakukan pendidikan gizi pada ibu hamil berupa curah pendapat di wilayah kerja Puskesmas II Sumbang.
Tujuan: Mengetahui perbedaan pengetahuan dan sikap ibu hamil dalam upaya pencegahan BBLR di wilayah kerja Puskesmas II Sumbang sebelum dan sesudah diberikan curah pendapat.
Metodologi: Rancangan penelitian adalah quasi eksperimental dengan control group pretest posttest design. Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas II Sumbang. Jumlah sampel 30 orang untuk masing-masing kelompok diambil dengan teknik purposive sampling. Uji statistik menggunakan Wilcoxon dan Mann-whitney.
Hasil: Materi curah pendapat yang diberikan berupa pengertian, dampak, faktor penyebab dan upaya pencegahan BBLR. Kelompok perlakuan menunjukkan adanya perbedaan pengetahuan dan sikap (p=0,001;p=0,024), sedangkan pada kelompok pembanding menunjukkan tidak ada perbedaan pengetahuan dan sikap (p=0,271;p=0,066). Tidak ada perbedaan pengetahuan dan sikap antara kelompok perlakuan dan pembanding sebelum dilakukan curah pendapat (p=0,265;p=0,806) serta ada perbedaan pengetahuan dan sikap pada kelompok perlakuan dan pembanding setelah diberikan curah pendapat (p=0,000;p=0,010).
Kesimpulan: Terdapat perbedaan pengetahuan dan sikap ibu hamil dalam upaya pencegahan BBLR sebelum dan sesudah diberikan curah pendapat.

Kata Kunci: Curah pendapat, pengetahuan, sikap, BBLR.


for full article, comment below.

Sunday, July 12, 2015

Drug-Food Interaction (Acarbose)

okay after missing for about 16 months now Im back with an assessment lol sawry
this time I'll write it in Indonesian to make it simple for all diabetics, semoga bermanfaat buat orang diabetes, get well soon dear all diabetics

Interaksi Obat dan Makanan (Acarbose)
KASUS: 

Tn. C (45 th) menderita Diabetes Mellitus Tipe 2. Berat Badan Tn.C 60 kg, dengan tinggi badan 165 cm. Tn. C mendapatkan terapi obat acarbose 3 x sehari dengan dosis 100 mg.

ACARBOSE
Acarbose adalah suatu oligosakarida yang diperoleh dari proses fermentasi mikroorganisme, Actinoplnes utahensis. Acarbose merupakan serbuk berwarna putih dengan berat molekul 645,6 bersifat larut dalam air dan memiliki pKa 5,1. Rumus empiriknya adalah C25H43NO18. Bentuk sediaan acabose adalah tablet 25 mg, 50 mg, dan 100 mg. acarbose biasanya sebagai tambahan pada terapi OHO sulfonilurea atau biguanida pada diabetes mellitus yang tak dapat dikendalikan dengan diet dan obat-obat tersebut. Acarbose terutama sangat bermanfaat bagi pasien DM yang cenderung meningkat.
1.      Farmakokinetika dan Farmakodinamika Obat
·         Farmakokinetika Obat Acarbose
Absorbsi:
Acarbose sulit diserap dan memiliki bioavailabilitas sistemik yang rendah. Setelah pemberian oral, <2% dari obat tidak berubah diserap dan masuk sirkulasi, dengan sebagian besar yang tersisa dalam lumen saluran pencernaan. Resorpsinya dari usus buruk, hanya ca 2% dan naik sampai lebih kurang 35% setelah dirombak secara enzimatis oleh kuman usus. Acarbose dipecah di usus besar oleh enzim bakteri menjadi beberapa metabolit (glukosa, maltosa, acarviosine), sekitar 35% di antaranya akan diserap, tergantung pada flora mikroba dalam usus. Materi yang diserap muncul dalam urin sebagai metabolit, sebagian besar glukosa, dalam waktu 14 sampai 24 jam.
Distribusi:
Acarbose merupakan inhibitor kompetitif yang reversibel dari alpha-amylase penkreas dan pengikat membran intestinal enzim alpha-glucosidase hidrolase. Alpha-amylase pankreas menghidrolisis komplek karbohidrat menjadi oligosaccharide dalam lumen usus halus, di saat pengikat membran intestinal alpha-glucosidase menghidrolisis oligosaccharide, trisaccharide, dan disakarida menjadi glukosa dan monosakarida lain di dalam microvilli usus halus. Pada pasien diabetes, inhibisi dari enzim ini memperlambat pemecahan karbohidrat dan absorpsi glukosa dan penurunan hiperglikemia postprandial. Sebagai hasil dari efek penyeimbangan ambilan glukosa dari usus halus, fluktuasi glukosa darah sepanjang hari berkurang dan nilai glukosa darah rata-rata menurun.
Obat ini bekerja secara kompetitif menghambat kerja enzim alfa glukosidase di dalam saluran cerna sehingga dengan demikian dapat menurunkan penyerapan glukosa dan menurunkan glikemia postprandial. Obat ini bekerja di lumen usus dan tidak menyebabkan hipoglikemia dan juga tidak berpengaruh pada kadar insulin.
(Soegondo, 2009, hal 126)
Enzim α-glucosidase berada di usus halus, setelah  pancreatic alpha-amylase melakukan penguraian terhadap gula yang dicerna menjadi oligosakarida di lumen usus halus. Enzim α-glucosidase kemudian mengubah oligosakarida tersebut menjadi glukosa dan monosakarida lainnya. Acarbose sendiri merupakan oligosakarida buatan manusia yang bersifat kompetitif inhibitor yang menghambat kerja enzim α-glucosidase. Penghambatan enzim ini menyebabkan perlambatan pencernaan senyawa karbohidrat. Oleh karena senyawa karbohidrat hanya sedikit terurai menjadi glukosa, sehingga mengurangi penyerapan glukosa oleh usus halus.
Metabolisme:
Mekanisme kerja obat ini terbatas pada sisi luminal usus. Menghambat enzim alfa glukosidase yang terletak pada dinding usus halus dan menghambat enzim alfa-amilase pankreas, sehingga secara keseluruhan menghambat pencernaan dan absorpsi karbohidrat.;Acarbose tidak merangsang sekresi insulin oleh sel-sel Langerhans kelenjar pankreas. Enzim alpha-glukosidase adalah enzim yang berperan dalam konversi karbohidrat menjadi glukosa. Karbohidrat akan dicerna oleh enzim didalam mulut dan usus menjadi gula yang lebih sederhana kemudian diserap ke dalam tubuh dan meningkatkan kadar gula darah. Proses pencernaan karbohidrat tersebut menyebabkan pankreas melepaskan enzim alpha-glukosidase ke dalam usus yang akan mencerna karbohidrat menjadi menjadi oligosakarida yang kemudian akan diubah lagi menjadi glukosa oleh enzim alpha-glukosidase yang dikeluarkan oleh sel-sel usus halus yang kemudian diserap ke dalam tubuh. Dengan dihambatnya kerja enzim alpha-glukosidase, kadar glukosa dalam darah dapat dikembalikan dalam batas normal (Bosenberg, 2008).
Ekskresi:
Ekskresinya berlangsung cepat lewat kemih. Ekskresi didominasi melalui renal (ginjal). Jumlah kecil obat yang mencapai sirkulasi sistemik dapat masuk aparatus lisosom-vacuolar oleh endositosis dan dapat menimbulkan sedikit penekanan glukosa dan merangsang pelepasan insulin. Setelah makan karbohidrat tinggi, acarbose menurunkan kenaikan postprandial glukosa darah sekitar 20%, atau 2,75-3,30 mmol / L, tergantung pada dosis, tingkat hiperglikemia dan jenis karbohidrat tertelan. (Medscape).
·         Farmakodinamika Obat Acarbose
Acarbose bekerja dengan cara memperlambat pemecahan gula dalam karbohidrat di makanan menjadi glukosa, sehingga level gula darah tidak naik dengan cepat sehabis makan. Acarbose merupakan penghambat enzim α-glukosidase yang bekerja menghambat penyerapan karbohidrat dengan menghambat enzim disakarida di usus. Senyawa-senyawa inhibitor alpha-glukosidase bekerja menghambat enzim alfa glukosidase yang terletak pada dinding usus halus. Enzim-enzim alpha glukosidase (maltase, isomaltase, glukomaltase dan sukrase) berfungsi untuk menghidrolisis oligosakarida,pada dinding usus halus. Inhibisi kerja enzim ini secara efektif dapat mengurangi pencernaan karbohidrat kompleks dan absorbsinya, sehingga dapat mengurangi peningkatan kadar glukosa post prandial pada pasien diabetes. Senyawa inhibitor alpha-glukosidase juga menghambat enzim a-amilase pankreas yang bekerja menghidrolisis polisakarida  di dalam lumen usus halus. Acarbose tidak merangsang sekresi insulin oleh sel-sel ß-Langerhans kelenjar pankreas. Oleh sebab itu tidak menyebabkan hipoglikemia, kecuali diberikan bersama-sama dengan OHO yang lain atau dengan insulin.Obat ini terutama menurunkan glukosa darah setelah makan.
Mekanisme kerja acarbose dalam mengurangi penderitaan pengidap sakit diabetes adalah sebagai berikut : menghambat aktivitas α-glukosidase, menginterfensi proses hidrolisis karbohidrat, menghambat penyerapan glukosa dan monosakarida-monosakarida yang lainnya. Obat golongan ini bekerja di usus, menghambat enzim di saluran cerna, sehingga pemecahan karbohidrat menjadi glukosa atau pencernaan karbohidrat di usus menjadi berkurang. Hasil akhir dari pemakaian obat ini adalah penyerapan glukosa ke darah menjadi lambat, dan glukosa darah sesudah makan tidak cepat naik.
Obat ini efektif bagi pasien dengan diet tinggi karbohidrat dan kadar glukosa plasma puasa kurang dari 180 mg/dl. Pasien yang mendapat terapi acarbose saja umumnya tidak akan meningkat berat badannya, bahkan akan sedikit menurun. Acarbose dapat diberikan dalam terapi kombinasi dengan  sulfonilurea, metformin, atau insulin.

2.      Jenis dan Mekanisme Interaksi dan atau Efek Samping Obat dengan Makanan
Acarbose tidak diserap ke dalam darah, oleh sebab itu efek samping sistemiknya minimal. Salah satu mekanisme interaksi obat acarbose adalah interaksi dengan sukrosa. Sukrose (gula tebu) dan makanan yang mengandung sukrosa sering menyebabkan gangguan abdomen,. Efek samping yang sering ditemukan ialah produksi gas dalam perut (kembung), bahkan diare selama pengobatan dengan Acarbose akibat meningkatnya fermentasi karbohidrat dalam kolon dan flatulen khususnya setelah konsumsi makanan tinggi kandungan karbohidrat yang menyebabkan sepertiga pasien berhenti menggunakan obat ini. Obat ini juga kemungkinan mempengaruhi penyerapan zat besi. Bila terjadi hipoglikemia akut, harus diingat bahwa penguraian sukrosa (gula tebu) menjadi fruktosa dan glukosa terjadi lebih lambat selama pengobatan dengan acarbose; karena alasan ini, sukrosa kurang tepat untuk mengatasi hipoglikemia secara cepat dan sebagai gantinya diberikan glukosa.
Apabila tablet Acarbose ditelan bersama dengan minuman dan/atau makanan yang mengandung karbohidrat (disaccaharide, oligosaccharide, atau polysaccharide), overdosis dapat menyebabkan meteorismus, flatulence, dan diare. Bila overdosis acarbose yang ditelan tidak bersama dengan makanan, gejala efek samping pada intestinal tidak perlu diantisipasi. Pada kasus overdosis, penderita tidak boleh diberikan minuman atau makanan yang mengandung karbohidrat (disaccaharide, oligosaccharide, atau polysaccharide) selama 4-6 jam selanjutnya.

3.      Solusi interaksi obat dan makanan
Efek samping dari obat acarbose tergantung dosis, dapat dikurangi dengan mematuhi diet diabetes dan menghindari makanan yang mengandung sukrosa agar tidak menimbulkan efek samping dari interaksi obat acarbose dengan sukrosa. Pengobatan DM tipe 2 seringkali memerlukan kombinasi beberapa agen antidiabetik oral. Obat ini hanya faktor pendukung dalam pengelolaan diabetes, faktor utamanya adalah pengendalian diet (pola makan) dan olah raga. Beberapa jenis obat yang biasanya dikombinasikan dengan acarbose, namun apabila diminum bersama-sama obat golongan sulfonilurea (atau insulin) dapat terjadi hipoglikemia yang hanya dapat diatasi dengan GLUKOSA MURNI, jadi tidak dapat diatasi dengan pemberian gula pasir. Obat ini diberikan dengan dosis awal 50 mg dan dinaikkan secara bertahap, serta dianjurkan untuk memberikannya bersama suap pertama setiap kali makan (Jadi BUKAN sesudah makan). Hal ini ditujukan terutama untuk mengatasi kenaikan glukosa darah sesudah makan, karena seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa acarbose merupakan jenis obat antidiabetik yang kerjanya adalah sebagai penghambat alfa-glukosidase. Alfa glukosidase merupakan suatu enzim pemecahzat tepung seperti maltase sukrase dll yang menghidrolisi zat tepung menjadi glukosa, sehingga saat makan dianjurkan untuk meminum obat ini secara bersamaan agar dapa menghambat kerja enzim alfa glukosidase ini, sehingga menjaga kadar glukosa darah agar tidak melonjak naik.

4.      Rencana konseling gizi
Pasien DM tipe 2 seringkali memerlukan pembatasan kalori untuk mencegah penurunan berat badan. ADA merekomendasikan sekitar 60-70% asupan kalori harian sebaiknya berasal dari karbohidrat dan asam lemak tak jenuh tunggal. Banyak dokter berusaha meningkatkan prosentase asam lemak tak jenuh tunggal dan menurunkan prosentase karbohidrat. Penelitian terbaru menunjukan bahwa diet rendah karbohidrat berperan membantu menurunkan berat badan dan mengurangi resiko penyakit kardiovaskular pada pasien DM tipe 2.
Makanan untuk penderita diabetes harus selalu dijaga agar tidak mengandung banyak gula atau karbohidrat. Jika semakin banyak karbohidrat yang dikonsumsi, maka kadar gula dalam darah akan meningkat sehingga dapat membahayakan penderita diabetes. Makanan dengan kadar karbohidrat tinggi seperti nasi, harus dikonsumsi sesuai takaran.
Sebagian besar penderita diabetes mellitus menganggap mengonsumsi makanan seperti bubur atau lontong aman bagi kadar gula darah mereka. Ternyata, jenis makanan yang wujud fisiknya sudah berubah menjadi seperti bubur dan lontong, dimana bentuk nasinya sudah hancur, justru akan mempercepat proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat dalam tubuh. Sehingga kadar gula darah mereka justru akan lebih cepat naik jika mengkonsumsi makanan tersebut. Pilihlah makanan dengan bentuk fisik yang cenderung masih utuh, seperti nasi merah,cereal dan nasi jagung. Sebab pencernaan akan lambat menyerap karbohidrat yang dikandung oleh jenis makanan tersebut. Selain itu kandungan seratnya baik bagi pencernaan dan proses metabolism dalam tubuh.
Makanan yang terdiri dari karbohidrat kompleks tinggi serat dianjurkan bagi penderita diabetes. Karbohidrat kompleks, atau dikenal dengan zat tepung diserap oleh tubuh secara perlahan, dan karenanya menyebabkan kadar gula darah cukup stabil. Penderita diabetes sebaiknya memperhatikan hal berikut dalam memilih makanannya. Banyak makan-makanan yang mengandung karbohidrat sehat. Sumber karbohidrat sehata dalah buah-buahan, sayuran, tepung, kacang-kacangan, dan produk susu rendah lemak. Tetapi, meskipun diperbolehkan, pola konsumsi karbohidrat tetap harus diperhatikan. Sebaiknya jumlah karbohidrat yang dikonsumsi sama jumlahnya untuk setiap kali makan. Demikian juga dengan jumlah total karbohidrat harian, hendaknya sama dari hari ke hari. Tujuannya, agar gula darah tetap stabil, tidak naik-turun. Kemudian yang harus diperhatikan adalah makanan kaya serat. Serat adalah zat yang terdapat dalam makanan yangtidak diserap oleh tubuh. Walaupun demikian, fungsi serat sangat penting. Salah satunya adalah membantu menurunkan kadar gula darah dan kadar kolesterol. Contoh makanan kayaserat yaitu kacang polong, buncis, apel, jeruk, wortel, daun ubi, kangkung, bayam, dll. Tubuh setidaknya memerlukan 25-50 gram serat setiap harinya.
Kemudian yang harus diperhatikan adalah membatasi makanan mengandung lemak jenuh. Salah satu komplikasi serius diabetes adalah gangguan pada pembuluh darah jantung dan otak. Gangguan ini dapat mengakibatkan penyakit jantung koroner dan stroke. Agar gangguan ini tidak bertambah parah, maka sebaiknya penderita diabetes menghindari mengonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak jenuh. Contohnya adalah mentega dan margarin.
 Hindari makanan mengandung kolesterol tinggi. Sama seperti lemak jenuh, makanan berkolesterol tinggi juga dapat meningkatkan kemungkinan munculnya penyakit jantung koroner dan stroke pada penderita diabetes. Oleh karena itu, adalah tindakan bijaksana untukmenghindari makanan berkolesterol tinggi seperti jeroan atau kuning telur.
Masukan kolesterol tetap diperlukan, namun jangan melebihi 300 mg per hari. Sumber lemak diupayakan yang berasal dari bahan nabati, yang mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh dibandingkan asam lemak jenuh. Sebagai sumber protein sebaiknya diperoleh dari ikan, ayam (terutama daging dada), tahu dan tempe, karena tidak banyak mengandung lemak.
Masukan serat sangat penting bagi penderita diabetes, diusahakan paling tidak 25 g per hari. Di samping akan menolong menghambat penyerapan lemak, makanan berserat yang tidak dapat dicerna oleh tubuh juga dapat membantu mengatasi rasa lapar yang kerap dirasakan penderita DM tanpa resiko masukan kalori yang berlebih. Disamping itu makanan sumber serat seperti sayur dan buah-buahan segar umumnya kaya akan vitamin dan mineral. 
Tujuan tatalaksana pasien diabetes melitus tipe 2 adalah menurunkan kadar glukosa darah menjadi normal atau mendekati normal, sehingga mencegah terjadinya komplikasi pada pasien tersebut. Pada pasien DM tipe 2, tatalaksana diawali dengan mengubah gaya hidup yakni melakukan pola makan sehat dan meningkatkan aktivitas fisik sehingga tercapai berat badan ideal. Jika dalam 2-4 minggu kadar glukosa darah tetap tidak mencapai target, maka harus diberikan satu macam obat hipoglikemik oral (OHO) untuk membantu menurunkan kadar glukosa darah. Jika kadar glukosa darah tetap belum mencapai sasaran, maka dapat ditambahkan satu macam OHO lagi atau ditambahkan suntikan insulin.
Komposisi makanan yang dianjurkan meliputi:
·         Karbohidrat
Rekomendari ADA tahun 1994 lebih memfokuskan pada jumlah total karbohidrat daripada jenisnya. Rekomendasi untuk sukrosa lebih liberal. Buah dan susu sudah terbukti mempunyai respon glikemik yang lebih rendah dari pada sebagian besar tepung-tepungan. Walaupun berbagai tepung-tepungan mempunyai respon glikemik yang berbeda, prioritas hendaknya lebih pada jumlah total karbohidrat yang dikonsumsi daripada sumber karbohidrat.
Anjuran konsumsi karbohidrat untuk diabetesi di Indonesia:
1. 45-65% total asupan energi.
2. Pembatasan karbohidrat tidak dianjurkan < 130 g/hari.
3. Makanan harus mengandung lebih banyak karbohidrat terutama berserat tinggi.
4. Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% sehari ( 3-4 sdm)
5. Makan 3 kali sehari untuk mendistribusikan asupan karbohidrat dalam sehari.
Penggunaan pemanis alternatif pada diabetesi, aman digunakan asal tidak melebihi batas aman (Accepted Dialy Intake).
1. Fruktosa < 50 gr/hr, jika berlebih menyebabkan diare
2. Sorbitol < 30 gr, jika berlebih menyebabkan kembung, diare
3. Manitol < 20 gr/hr
4. Aspartam 0 mg/ kg BB?hr
5. Sakarin 1 gr/hr
6. Acesulfame K 15 mg/kg BB/hr
7. Siklamat 11 mg/kg BB/hr
Bukti ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian dari perencanaan makan tidak memperburuk kontrol glukosa darah pada individu dengan diabetes tipe 1 dan 2. Sukrosa dari makanan harus diperhitungkan sebagai pengganti karbohidrat makanan lain dan tidak hanya dengan menambahkannya pada perencanaan makan. Dalam melakukan subtitusi ini kandungan zat gizi dari makanan-makanan manis yang pekat dan kandugan zat gizi lain dari makanan yang mengandung sukrosa harus dipertimbangkan, seperti lemak yang sering ada bersama sukrosa dalam makanan.
Fruktosa menaikkan glukosa plasma lebih kecil daripada sukrosa dan kebanyakan karbohidrat jenis tepung-tepungan. Dalam hal ini fruktosa dapat memberikan keuntungan sebagai bahan pemanis pada diet diabetes. Namun pengaruhnya dalam jumlah besar (20% energi) potensial merugikan pada kolesterol dan LDL. Penderita disiplemia hendaknya menghindari mengkonsumsi fruktosa dalam jumlah besar, namun tidak ada alasan untuk menghindari makanan seperti buah-buahan dan sayuran yang mengandung fruktosa alami maupun konsumsi sejumlah sedang makanan yang mengandung pemanis fruktosa.
Sorbitol, manitol dan xylitol adalah gula alkohol biasa mengadung 7 kalori /gram menghasilkan respon glikemik lebih rendah daripada sukrosa dan karbohidrat lain. Penggunaan pemanis tersebut secaraberlebihan dapat mempunyai pengaruh laksatif. Sakarin, aspartame adalah pemanis tak bergizi yang dapat diterima sebagai pemanis pada semua penderitaDM.
·         Serat
Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan untuk orang yang tidak diabetes yaitu dianjurkan mengkonsumsi 20-35 gr serat makanan dari berbagai sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya adalah kira-kira 25 gr/1000 kalori/ hari dengan mengutamakan serat larut air.
·         Protein
Menurut konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia tahun 2006 kebutuhan protein untuk diabetisi 15%-20% energi. Perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg berat badan perhari atau 10% dari kebutuhan energi dengan timbulnya nefropati pada orang dewasa dan 65% hendaknya bernilai biologic tinggi. Sumber protein yang baik adalah ikan, seafood, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan dan tahu-tempe.


·         Total lemak
Anjuran asupan lemak di Indonesia adalah 20-25% energi. lemak jenuh < 7% kebutuhan energi dan lemak tidak jenuh ganda <10% kebutuhan energi, sedangkan selebihnya dari lemak tidak jenuh tunggal. Asupan kolesterol makanan hendaknya dibatasi tidak lebih dari 300 mg perhari. Apabila peningkatan LDL merupakan masalah utama, dapat diikuti anjuran diet disiplin diet dislipidemia. Tujuan utama pengurangan konsumsi lemak jenuh dan kolesterol adalah untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
·         Garam
Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa yaitu tidak lebih dari 3000 mgr atau sama dengan 6-7 g (1 sdt) garam dapur, sedangkan bagi yang menderita hipertensi ringan sampai sedang, dianjurkan 2400 mgr natrium perhari atau sama dengan 6 gr/hari garam dapur. Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin dan soda.
·         Alkohol
Anjuran penggunaan alkohol untuk orang dengan diabetes sama dengan masyarakat umum. Dalam keadaan normal, kadar glukosa darah tidak terpengaruh oleh penggunaan alkohol dalam jumlah sedang apabila diabetes terkendali dengan baik. Alkohol dapat meningkatkan resiko hipoglikemia pada mereka yang menggunakan insulin atau sulfonylurea. Karena itu sebaiknya hanya diminum pada saat makan. Bagi orang dengan diabetes yang mempunyai masalah kesehatan lain seperti pancreatitis, dislipidemia, atau neuropati mungkin perlu anjuran untuk mengurangi atau menghindari alkohol. Asupan kalori dari alkohol diperhitungkan sebagai bagian dari asupan kalori total dan sebagai penukar lemak (1 minuman alcohol sama dengan 2 penukar lemak).
Diet Diabetes Mellitus Tipe 2
Prinsip penanganan diet DM tipe 2 sama seperti DM tipe 1, namun pemberian insulin mutlak diberikan kepada pasien yang menderita DM tipe 1.
Tujuan diet Diabetes Mellitus Tipe 2
a.    Mengendalikan kadar glukosa darah dan lemak darah agar komplikasi diabetes dapat dicegah atau ditunda
b.    Mendapatkan dan mempertahankan BB normal atau ideal
c.    Menghasilakn status gizi yang adekuat
d.    Menghasilkan kebugaran dan nyaman tubuh karena pengendalian gula darah dapat menghilangkan keluhan mudah lelah, sering pusing atau sakit kepala, kram, kesemutan, gatal-gatal dan sebagainya.
Nutrisi Preventif DM tipe 2
a.    Pencegahan obesitas pada pasien-pasien yang beresiko diabetes
b.    Asupan serat pangan 25 gram/1000 kalori, khusunya kadar serat larut yang dapat membantu mengendalikan kadar glukosa dan menambah rasa kenyang
c.    Menghindari asupan kalori yang berlebihan
d.    Olahraga teratur
Terapi nutrisi untuk mengendalikan glukosa darah pada penderita DM tipe 2
a.    Jadwal makan yang teratur, jumlah kalori dari makanan sesuai dengan kebutuhan dan jenis makanan dengan indeks glikemik yang tinggi harus dibatasi
b.    Asupan kolesterol < 300mg, karena pasien DM tipe 2 beresiko terkenan penyakit kardiovaskuler. Pada pasien diabetes yang menderita dislipidemia, asupan kolesterol < 200mg/hari
c.    Asupan serat 25 gram/hari, baik larut maupun tidak larut
d.    Menghindari suplemen niasin yang berlebihan karena dapat meningkatkan kadar glukosa darah.
e.    Pengendalian BB
f.     Olahraga aerobik yang teratur
g.    Pemantauan kadar gkukosa darah
Diet DM diberikan dengan interval waktu 3 jam
•Pukul 06.30 = makan pagi
•Pukul 09.30 = snack atau buah
•Pukul 12.30 = makan siang
•Pukul 15.30 = snack atau buah
•Pukul 18.30 = makan malam
-          Penentuan Jumlah Kalori Diet DM:
A.    Kriteria
•Kurus (underweight) : BBR < 90%
•Normal (ideal) : BBR 90 – 110%
•Gemuk (overweight) : BBR > 110%
•Obesitas : BBR > 120%
Pedoman jumlah kalori yang diperlukan sehari bagi penderita DM :
•Kurus : BB x 40-60 kalori
•Normal : BB x 30 kalori
•Gemuk : BB x 20 kalori
•Obesitas : BB x 10 – 15 kalori
Penentuan gizi penderita ditentukan berdasarkan persentase Berat Badan Relatif (BBR)
BBR    =  BB (kg) x 100%
                TB (cm) – 100
            = 60 x 100%
               65
            = 92% (normal)
Jadi, kebutuhan energi per hari pasien adalah = BB x 30 = 60 x 30 = 1800 kkal/hari.
·                Perencanaan Menu Harian Bagi Penderita DM Sesuai dengan Kebutuha nEnergi, Protein, Lemak, dan Karbohidrat dengan kebutuhan kalori pasien 1800 kkal.
Waktu
Menu
Berat Bahan (gram)
Kalori (kkal)

Pagi (06.30)
Roti tawar
80
219,1
Margarin
10
63,6
Telur ayam
35
54,3
Susu non-fat
250
87,2
Selingan siang (09.30)
Jus alpukat
200
158,2

Makan Siang (12.30)
Nasi putih
150
195,0
Tempe bacem
25
59,3
Sayur bayam
50
6,0
Kacang merah
35
117,3
Yogurt rendah lemak
225
346,3
Selingan sore (15.30)
Bubur kacang hijau
250
42,4

Makan malam (18.30)
Nasi putih
150
195,0
Ikan bandeng
40
33,6
Brokoli kukus
100
28,0
Susu non-fat
250
87,2
Selingan malam (21.30)
Apel
150
88,6

Pemakaian obat acarbose:
Acarbose sebaiknya diminum pada saat makan atau tidak lebih dari 15 menit setelah makan, hal ini ditujukan terutama untuk mengatasi kenaikan glukosa darah sesudah makan.
Dosis awal obat acarbose:

3 x 1 tablet acarbose 50 mg/hari atau 3 x ½ tablet acarbose 100 mg/hari.

Dosis selanjutnya:

3 x 2 tablet acarbose 50 mg/hari atau 3 x 1 tablet 100 mg/hari hingga 3 x 2 tablet acarbose 100 mg/hari.
Obat ini umumnya diberikan dengan dosis awal 50 mg dan dinaikkan secara bertahap sampai 150-600 mg/hari. Dianjurkan untuk mengkonsumsinya bersamasegelas penuh air pada suap pertama sarapan/makan Terapi dimulai dengan dosis sangat rendah yaitu 1x25 mg saat makan, dan dititrasi secara bertahap dalam beberapa bulan hingga dosis maksimum 3x50 mg pada pasien dengan berat badan kurang dari atau sama denga n 60 kg atau 3x100 mg pada pasien dengan bobot badan lebih dari 60
=====================================================================
HASIL PERHITUNGAN DIET
=====================================================================
Nama Makanan                                                             Jumlah                energy        carbohydr.
______________________________________________________________________________

roti tawar                                                                        80 g                  219,1 kcal       41,5  g
margarin                                                                          10 g                    63,6 kcal         0,0  g
telur ayam                                                                       35 g                    54,3 kcal         0,4  g
susu skim / tak berlemak cair                                        250 g                    87,2 kcal       12,3  g
apel                                                                               150 g                    88,6 kcal       23,0  g
nasi putih                                                                      150 g                  195,0 kcal       42,9  g
tempe bacem                                                                   25 g                    59,3 kcal         4,4  g
sayur bayam                                                                    50 g                      6,0 kcal         0,9  g
kacang merah                                                                  35 g                  117,3 kcal       21,1  g
Yogurt rendah lemak                                                    225 g                  346,3 kcal       38,8  g
bubur kacang hijau belu                                                250 g                    42,4 kcal         7,8  g
nasi putih                                                                      150 g                  195,0 kcal       42,9  g
ikan bandeng                                                                  40 g                    33,6 kcal         0,0  g
Brokoli kukus                                                               100 g                    28,0 kcal         5,3  g
susu skim / tak berlemak cair                                        250 g                    87,2 kcal       12,3  g
jus alpukat                                                                     200 g                  158,2 kcal       23,6  g

Meal analysis:  energy 1781,1 kcal (100 %),  carbohydrate 277,0 g (100 %)


=====================================================================
HASIL PERHITUNGAN
=====================================================================
Zat Gizi                         hasil analisis                         rekomendasi                           persentase
                                             nilai                                   nilai/hari                             pemenuhan
______________________________________________________________________________
energy                               1781,1 kcal                           2892,0 kcal                               62 %
water                                       0,0  g                                     -                                            -
protein                                   89,3  g(20%)                        63,0  g(12 %)                     142 %
fat                                          37,5  g                                     -                                            -
carbohydr.                           277,0  g                                     -                                            -
dietary fiber                          19,5  g                                     -                                            -
alcohol                                     0,0  g                                     -                                            -
PUFA                                      7,1  g                                     -                                            -
cholesterol                           181,6 mg                                   -                                            -
Vit. A                                  317,8 µg                             1000,0 µg                                 32 %
carotene                                   0,0 mg                                   -                                            -
Vit. E                                      0,0 mg                                   -                                            -
Vit. B1                                    0,8 mg                                  1,5 mg                                53 %
Vit. B2                                    1,3 mg                                  1,7 mg                                74 %
Vit. B6                                    0,9 mg                                  2,0 mg                                47 %
folic acid eq.                           0,0 µg                               200,0 µg                                   0 %
Vit. C                                    22,0 mg                                60,0 mg                                37 %
sodium                              1222,6 mg                                   -                                            -
potassium                          3913,9 mg                                   -                                            -
calcium                                807,1 mg                              800,0 mg                              101 %
magnesium                          281,3 mg                              350,0 mg                                80 %
phosphorus                        1185,9 mg                              800,0 mg                              148 %
iron                                          7,8 mg                                10,0 mg                                78 %
zinc                                          6,7 mg                                15,0 mg                                44 %

Alasan penggunaan bahan makanan pada rencana menu pasien:
·      Alpukat
Orang yang mengonsumsi alpukat memiliki risiko yang lebih kecil untuk mengalami sindrom metabolik. Studi ini menemukan bahwa orang yang mengonsumsi alpukat akan memperkecil risiko terjadinya metabolik sindrom sebanyak 50 persen dibandingkan dengan mereka yang tidak mengonsumsinya. Sindrom metabolik adalah sebuah nama yang diberikan pada sekelompok faktor-faktor, yang mana jika faktor-faktor tersebut terjadi bersamaan akan meningkatkan risiko penyakit arteri koroner, stroke, dan diabetes tipe 2. Hasil studi ini dipublikasikan dalam Journal Nutrition. Indeks masa tubuh orang yang mengonsumsi alpukat rata-rata sekitar 3,4 kg lebih ringan daripada orang yang menghindari alpukat, sehingga mereka lebih langsing.
·                Bayam
Sebenarnya tidak hanya bayam, semua jenis sayuran termasuk kale, selada, dan brokoli baik bagi penderita diabetes. Sifat sayuran yang rendah kalori dan rendah karbohidrat, serta mengandung antioksidan yang tinggi, membuatnya ideal untuk mengatasi penyakit kronis. Sebuah studi melaporkan terjadi penurunan resiko diabetes tipe 2 sebesar 14 persen ketika sayuran berdaun hijau dijadikan sebagai bagian dari diet rutin seseorang.
·                Kacang-kacangan
Kacang-kacangan mengandung serat yang tinggi, yang sangat penting untuk mengelola penyerapan glukosa. Penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa kacang-kacangan juga bisa menurunkan risiko stroke dan mengatur pelepasan insulin dalam tubuh, sehingga pendorong utama bagi diabetes.
·                Ikan
Tak hanya kaya akan protein yang membuat Anda merasa kenyang lebih lama, asam lemak omega 3 yang terdapat dalam ikan seperti salmon, mackerel, dan ikan haring, diketahui mengurangi risiko penyakit jantung, mencegah diabetes, serta bisa membantu bagi yang sudah menderita diabetes. Kombinasi yang sehat antara protein dan asam lemak omega 3 pada ikan benar-benar memperlambat penyerapan karbohidrat, sehingga membantu tubuh untuk menjaga kadar gula darah agar tetap stabil. Banyak penelitian menunjukkan bahwa mereka yang memiliki kadar asam lemak omega-3 tertinggi di dalam darahnya akan mengalami inflamasi lebih rendah. Inflamasi dalam tingkat parah dapat memperburuk diatbetes dan menyebabkan masalah berat badan.
·                Putih telur
Putih telur adalah makanan yang sehat, mengandung protein dan sangat rendah karbohidrat. Hal ini berarti tidak akan mempengaruhi kadar gula darah, bahkan membantu mencegah timbulnya diabetes tipe 2.
·                Yogurt/susu rendah lemak
Selain gula, lemak juga menjadi hal yang harus diperhatikan oleh penderita diabetes. Yogurt bebas lemak telah terbukti membantu bagi penderita diabetes. Banyak penderita menderita diabetes tipe 2 karena timbunan lemak jahat di tubuh yang menyebabkan tubuh tidak peka terhadap insulin. Oleh karena itu, ADA menyarankan konsumsi susu dan yogurt redah lemak untuk memenuhui kebutuhan lemak baik, kalsium, dan vitamin D harian Anda. Karena makanan ini tinggi protein, rendah lemak, dan rendah karbohidrat, sehingga dengan demikian tubuh tidak banyak menyerap glukosa. Sementara itu kandungan kalsium yoghurt juga telah terbukti jenis yang lebih rendah risiko untuk diabetes tipe 2.
·           Apel
Apel  memiliki kandungan tinggi serat, vitamin C dan juga antioksidan. Apel juga mengandung pektin yang ditemukan pada kulit dan pulpa. Pektin membantu untuk detoksifikasi tubuh, menghilangkan produk limbah yang berbahaya. Pektin juga mengandung asam galacturonic yang telah terbukti untuk menurunkan kebutuhan insulin penderita diabetes hingga 35%. Buah Apel memiliki  indeks glikemik yang rendah berada pada peringkat 38.
·           Brokoli
Studi oleh Warwick University yang dimuat dalam jurnal “Diabetes” melaporkan bahwa brokoli mengandung senyawa sulforaphane yang mampu memperbaiki dan melindungi melindungi dinding pembuluh darah dari kerusakan kardiovaskular akibat diabetes. Sulforaphane juga memicu proses anti inflamasi, mengontrol kadar glukosa darah, meningkatkan mekanisme detoksifikasi alami dalam tubuh, serta meningkatkan produksi enzim yang mengendalikan senyawa kimia berbahaya penyebab kanker. Brokoli pun mengandung kromium yang membantu meningkatkan sensitivitas insulin dalam tubuh.

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2006.Penuntun Diet . Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Dorland, W.A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC.
Katzung, B.G. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik edisi 8 buku 2. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Nurachmah, Elly. 2001. Nutrisi Dalam Keperawatan. Jakarta: Sagung Seto.
RA, Nabyl. 2009. Cara Mudah Mencegah dan Mengobati Diabetes Melitus. Yogyakarta: Aulia Publishing.
Saraswati, Sylvia. 2009. Diet Sehat. Jogjakarta: A+Plus Books.
Soegondo,dkk. 2009. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Suyono, Slamet. 2002. Pedoman Diet Diabetes Melitus. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.