Saturday, February 9, 2013

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
UJI FEHLING

II. Tujuan
Membedakan glukosa dengan sukrosa.

III. Dasar Teori
Gula pereduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron, contohnya glukosa dan fruktosa. Ujung dari suatu gula pereduksi adalah ujung yang mengandung gugus aldehid (alkanal) atau keton (alkanon) bebas dalam molekul karbohidrat. Semua monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida (laktosa, maltosa) kecuali sukrosa dan pati (polisakarida) termasuk sebagai gula pereduksi. Sifat sebagai reduktor ini dapat digunakan untuk keperluan identifikasi karbohidrat maupun analisis kuantitatif.
Salah satu identifikasi dari gula pereduksi yaitu dengan Uji Fehling. Gula pereduksi, yaitu monosakarida dan disakarida (kecuali sukrosa) dapat ditunjukkan dengan pereaksi Fehling. Zat yang positif akan menghasilkan endapan merah bata (Cu2O).

IV. Alat dan Bahan
Alat:
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Gelas kimia
4. Gelas ukur
5. Lampu spiritus
6. Kaki tiga
7. Kawat kasa

Bahan:
1. Larutan glukosa 0,1 M
2. Larutan sukrosa 0,1 M
3. Pereaksi Fehling (Fehling A dan Fehling B)
4. Akuades

V. Cara Kerja
1. Memasukkan kira-kira 2 ml larutan glukosa 0,1 M ke dalam tabung reaksi I dan 1 ml larutan sukrosa 0,1 M ke dalam tabung reaksi II.
2. Menambahkan 1 ml pereaksi Fehling (Fehling A dan Fehling B) masing-masing 5 tetes pada kedua tabung reaksi tersebut.
3. Memanaskan kedua campuran dalam pemanas air dan mengamati perubahan yang terjadi.

VI. Data Hasil Percobaan
Larutan
Sebelum ditambah Pereaksi Fehling
Setelah ditambah Pereaksi Fehling
Glukosa 0,1 M
Tidak berwarna
Merah bata
Sukrosa 0,1 M
Tidak berwarna
biru


VII. Analisis Data
Pereaksi Fehling terdiri dari dua larutan yaitu Fehling A dan Fehling B. Larutan Fehling A adalah CuSOdalam air, sedangkan Fehling B adalah larutan garam Rochelle (NaKC4H4O64H2O) dan NaOH dalam air. Kedua macam larutan ini disimpan terpisah dan baru dicampur menjelang digunakan untuk memeriksa suatu karbohidrat. Dalam pereaksi ini ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cuyang dalam suasana basa akan diendapkan menjadi CuO2. Fehling B berfungsi mencegah Cu2+ mengendap dalam suasana alkalis.

Reaksi yang terjadi dalam Uji Fehling ini adalah:

reaksi+fehling.png (320×50)

Pada percobaan terlihat bahwa dari dua sampel yang diujikan hanya 1 sampel yang positif terhadap Uji Fehling ini. Sampel yang memberikan hasil positif tersebut adalah glukosa. Hal ini membuktikan bahwa glukosa mempunyai sifat pereduksi. Sedangkan pada sukrosa diperoleh reaksi yang negatif karena reaksi tidak dapat berlangsung sehingga tidak menghasilkan endapan merah bata.
Struktur sukrosa terbentuk dari satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa. Ikatan antara glukosa dan fruktosa dalam sukrosa melibatkan gugus hemiasetal glukosa dan gugus hemiketal fruktosa. Hal inilah yang menyebabkan sukrosa tidak mempunyai gugus pereduksi lagi.

VIII. Kesimpulan
Dari hasil praktikum di atas dapat disimpulkan bahwa Uji Fehling bertujuan untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat. Bahan yang positif bersifat pereduksi (reduktor) dan menunjukkan warna merah bata. Salah satu contoh bahan yang positif terhadap Uji Fehling adalah glukosa.


rage and love inhearmstrong.